“Kau mainkan untukku sebuah lagu tentang negeri di awan, dimana kedamaian menjadi istananya, dan kini telah kau bawa aku menuju kesana”, dulu untuk sementara aku telah kau bawa kesana, dimana aku merasa sesuatu yang beda, dimana aku hidup sebagai aku, dimana aku hidup sebagai orang yang baru, dimana aku hidup sebagai seseorang yang bukan siapa-siapa. Tapi kini aku telah kembali ke kehidupan nyata yang jauh dari negeri di awan, yang jauh dari kedamaian sebagai istananya, yang tidak ada lagu kau mainkan untukku.
Aku masih sempat bernyanyi lagi, sembari berharap aku kembali ke negeri di awan, namun disini, di dunia yang nyata ada yang meski aku kerjakan, ada sesuatu janji yang harus aku tepati dan sebagai seorang laki-laki aku harus menjalaninya.
Ajaklah lagi aku ke negeri di awan jika suatu saat nanti kau kembali turun ke kehidupan nyata, aku ingin mendengar nyanyian yang kau mainkan untukku tentang negeri di awan, dimana kedamaian selalu menjadi istananya, disana aku mendapat kasih sayang yang baru dan aku menjadi orang yang baru, aku yang baru.
Hah….. lagi-lagi itu hanya sementara waktu dan aku harus terima kenyataan itu, esok pagi akan ku buka jendela dan kulihat bawah aku di kehidupan nyata, dan kau tahu aku telah bosan bermain dengan angan-angan, namun izinkan aku mengenang sejenak perjalanku di negeri di awan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar