23 Januari 2009

Kerajaan Banjar



Suatu waktu saya surfing di dunia maya, saya menemukan tulisan-tulisan tentang kerajaan banjar, ketika saya membaca pikiran saya melayang kezaman dulu dimana kerjaan banjar masih berdiri dengan kokohnya, pikiran saya melayang dan membayangkan bagaimana kehidupan kerjaan banjar dan kehidupan rakyat banjar di zaman dulu, saya membayangkan rakyat banjar yang ramah serta pemimpim-pemimpin kerjaan yang adil dan bijaksana, serta kehidupan rakyat banjar yang religius.

Jujur saya iri dengan kerajaan-kerajaan di pulau jawa, banyak peninggalan-peninggalan mereka yang masih dapat dilihat, bahkan ada beberapa bekas-bekas kerajaan yang masih berdiri kokoh, serta budaya yang terjaga hingga zaman sekarang, sebut saja keraton jogjakarta serta keraton cirebon. ingin rasanya saya merasakan kehidupan dizaman dulu, dizaman kerajaan banjar masih berdiri.

Berikut ini adalah susunan-sususan yang pernah ada dipemerintahan dikerajaan banjar, tulisan ini saya kutip dari situs resmi pemerintah kabupaten banjar (http://banjarkab.go.id)

1. Radja : Sultan – Panembahan
2. Mangkubumi : Anggota di bawah mangkubumi adalah : Panganan-Pangiwa-Manteri Bumi dan 40 orang Manteri Sikap
3. Mufti : Hakim tertinggi, pengawas pengadilan umum
4. Qadi : Kepala urusan hukum agama Islam
5. Penghulu : Hakim rendah
6. Lurah : Langsung sebagai pembantu lalawangan dan mengamati pekerjaan beberapa orang, pembakal (kepala kampung) di bantu oleh Khalifah, Bilal dan Kaum.
7. Pembakal : Kepala kampung yang menguasai beberapa anak kampung
8. Mantri : Pangkat kehormatan untuk orang-orang terkemuka dan berjasa, diantaranya ada yang menjadi kepala desa dalam wilayah yang sama dengan lalawangan.
9. Tatuha Kampung : Orang yang terkemuka di kampung
10. Panakawanan : Segala macam pajak dan kewajiban
11. Sarawasa, Sarabuana, SaraBadja : Kuasa di seluruh Pedalaman (Keraton)
12. Mandung dan Pasa Juda : Kepala Balai Rongsari dan Bangsal
13. Mamagar Sari : Penggapit Raja duduk di Sitilohor.
14. Pariwala, dan Singataka : Kuasa dalam urusan dan pakan (pasar)
15. Sarageni dan Saradip : Kuasa dalam urusan alat senjata
16. Puspa Wana : Kuasa dalam urusan tanaman, perhutanan, perikanan, peternakan, dan berburu.
17. Karang Adji dan Nanang : Ketua Balai Petani mendapat kehormatan sejajar dengan Raja sebagai pahlawan turunan bangsawan.
18. Warga Sari : Pengurus besar tentang persediaan bahan makanan.
19. Anggamarta : Juru Bandar (urusan pelabuhan)
20. Astaprana : Juru Tabuhan-tabuhan kesenian dan kesusasteraan.
21. Kaum Mangumbara : Kepala Pengurus Upacara
22. Wiramarta : Manteri Dagang
23. Budjangga : Kepala dalam urusan bangunan-bangunan rumah dan Agama.
24. Singabana : Kepala Ketentraman Umum.
Selengkapnya...

14 Januari 2009

Kami Anak Indonesia Juga


Sumber Foto : http://ratnaariani.wordpress.com)
BANGUN FASILITAS BERMAIN BAGI ANAK MISKIN !!!, Dengan polosnya salah seorang anak membawa tulisan tersebut, entah dia mengerti atau tidak dengan apa yang dia bawa, tapi itu memang datang dari suara hati anak-anak yang ingin bermain dimasa kecilnya, bermain seperti anak-anak mampu lainnya. anak-anak jalanan sering dipersalahkan, setiap hari mereka berada dijalanan, bahkan dijam yang seharusnya anak-anak seusia mereka sedang berada disekolah, namun itu bukanlah kemauan mereka, mereka ingin sekolah dan mereka sangat ingin bermain, walaupun jalanan mendidik mereka, mereka juga ingin bermain, seharusnya orang-orang berdasilah yang pantas dipersalahkan, orang-orang yang tiap hari berada di kantor pemerintahan, bukankah anak-anak terlantar dijamin oleh Undang-undang Negara ini, mereka anak-anak Indonesia juga.

BUBARKAN TRANTIB DAN SATPOL PP, seakan-akan mereka ingin berkata "Kami anak Indonesia juga", bukan keinginan kami dijalanan, bukan keinginan kami mengemis, bukan keinginan kami mengamen, kami hanya ingin makan, lebih dari itu kami ingin sekolah, kami ingin bermain, kami ingin hidup senang, biarkan kami dijalanan atau biarkan kami sekolah dan makan gratis, karena kami anak Indonesia.

Tahun 2009 nanti, Indonesia akan menggelar kembali dengan apa yang dinamakan pesta demokrasi, pesta yang selalu dijadikan arena mengubar janji, pesta yang menjadikan menjamurnya orang-orang yang merasa sok bersih, sok penyelamat, sok paling baik, sok baik hati, sok merasa paling hebat, dan sok-sokan lainnya, masyarakat kecil seakan-akan dijanjikan surga, namun selesai pesta meraka ditendang, mereka dilupakan, dan akhir-akhirnya mereka jualah yang terlindas oleh kekuasan yang sangat mementingkan kelompok, kelompok dengan kedok Demokrasi.

BANGUN FASILITAS BERMAIN BAGI ANAK MISKIN !!!, BUBARKAN TRANTIB DAN SATPOL PP. Kami cuma ingin bermain dan kami cuma ingin makan dan hidup tenang, jangan kejar-kejar kami, Kami Anak Indonesia Juga.
Jangan sampai kami seperti mereka yang di bawah ini, mengalami masa kecil yang tidak bahagia.

Selengkapnya...

Birdwatching

Pegunungan Meratus merupakan kawasan hutan alami yang tersisa di Propinsi Kalimantan selatan, terbentang dari arah tenggara sampai Utara yang berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur. Daerah ini berupa daerah yang berbukit-bukit dengan berbagai formasi ekosistem, sebagian besar kawasannya masih ditutupi oleh hutan, mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang didominasi oleh hutan Dipterocarpaceae dan hutan hujan pegunungan. Secara administratif, kawasan ini mencakup 10 dari 13 Kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan, yaitu: Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kota Baru, sebagian yang lain termasuk wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Semua wilayah adminsitratif tersebut sangat bergantung kepada kondisi kesehatan kawasan pegunungan Meratus, diantaranya sebagai daerah tangkapan air yang vital untuk pertanian, industri, sumber energi, sumber air minum dan kebutuhan domestik lainnya.
Pegunungan Meratus juga menyimpan potensi keanekaragaman hayati yang sangat menarik. Salah satu potensi keanekaragaman hayati yang menarik adalah Burung. Dalam sebuah survey (Meratus Expedition 2005) yang dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari perwakilan YCHI, BICONS serta masyarakat lokal (dari PIM, Malaris - Loksado), dengan tajuk Mountain Meratus Conservation Management (MMCM), dijumpai sedikitnya 316 jenis burung dari 47 suku. Namun 316 jenis ini masih belum menggambaran secara keseluruhan keanekaan jenis burung di kawasan Pegunungan Meratus, oleh karena cakupan wilayah survey yang tidak terlalu luas serta survey dilakukan pada satu musim saja dan belum pada musim migrasi burung.
Lima suku yang paling sering dijumpai di daerah ini, antara lain: Muscicapidae (Burung sikatan) sebanyak 24 jenis ,Timaliidae (Burung pengoceh) sebanyak 24 jenis, Pycnonotidae (Burung cucak) sebanyak 23 jenis, Nectariniidae (Burung madu dan Pijantung) sebanyak 18 jenis dan Accipitridae (Burunf Elang) sebanyak 17 jenis. Dan yang menarik adalah lima dari jenis dari suku Muscicapidae merupakan jenis migran, yaitu Sikatan kerongkongan – merah Ficedula parva, Sikatan emas Ficedula zanthopygia, Sikatan bubik Muscicapa dauurica, Sikatan burik Muscicapa griseisticta dan Sikatan sisi-gelap Muscicapa sibirica.
Survey (Meratus Expedition) yang dilaksanakan dalam dua tahap yaitu pada bulan Mei dan bulan Agustus, menjumpai 18 jenis burung migran pada expedisi pertama (bulan Mei), diantaranya Trinil ekor-kelabu Tringa brevipes, Kecici siberia Locustella ochotensis dan Elang-alap cina Accipiter soloensis dan pada expedisi kedua dijumpai sebanyak 11 jenis diantaranya Elang Tiram Pandion haliaetus, Elang Paria Milvus migrans dan Kecici lurik Locustella lanceolata, jumlah keseluruhan jenis burung migran yang dijumpai sebanyak 25 jenis.
Selain banyaknya jenis burung migran yang terlihat, 29 jenis burung (dari 316 jenis burung yang dijumpai) masuk dalam kategori IUCN dengan status Endangered (Betet-Kelapa Filipina Tanygnathus lucionensis, Bangau Storm Ciconia stormi), Vulnerable (Elang Wallace Spizaetus nanus, Sempidan Kalimantan Lophura bulweri, Pergam kelabu Ducula pickeringii, Julang dompet Aceros subruficollis, Cucak rawa Pycnonotus zeylanicus, Pelanduk Kalimantan Malacocincla perspicillata dan Tepus dada putih Stachyris grammiceps) dan 20 jenis dengan status Near-Threatened, disamping itu dua puluh sembilan jenis masuk dalam daftar CITES Appendix II.
Jenis burung yang ditemui juga banyak jenis yang dilindungi oleh perundangan Nasional (UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 tahun 1999). Dari 316 jenis, 72 jenis diantaranya merupakan jenis yang dilindungi, antara lain Alap-alap Dahi-Putih Microhierax latiforns, Paok Kepala-Biru Pitta baudii dan Enggang Klihingan Anorrhinus galeritus. Jenis burung Endemik Kalimantan, juga banyak ditemui, 25 jenis burung di jumpai pada dua kali survey, antara lain Luntur Whitehead Harpactes whiteheadi dan Buntut-Tumpul Kalimantan Urosphena whiteheadi.
Sangat disayangkan bahwa keberadaan burung-burung di kawasan ini berada di bawah ancaman sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Mengapa? Daerah-daerah tempat habitat burung yang menyukai tutupan hutan lebat dan sering beraktivitas di lantai hutan kini mulai hilang dikarenakan konversi lahan, fragmentasi dan alterasi habitat akibat dari kebijakan yang tidak pro lingkungan dan lemahnya penegakan hukum. Pemberian ijin konsesi perkebunan skala besar, penambangan dan HPH semakin meningkat di daerah ini. Bahkan, lokasi konsesi tidak jarang berada dalam kawasan lindung dan kawasan (hak ulayat) masyarakat adat Dayak Meratus. Apa yang bisa kita lakukan? Apakah kita hanya berdiam diri?
Selengkapnya...

13 Januari 2009

My STMIK Bjb Badminton Club






















Beberapa hasil dokumentasi Kejuaraan Bulutangkis antar STMIK Banjarbaru tahun 2008. kejuaraan dilaksanakan untuk memperingati Dies-Natalis STMIK Banjarbaru yang diperingati setiap tanggal 31 januari disetiap tahunnya. Selengkapnya...